Beranda | Artikel
Menahan Menguap Semampunya
Selasa, 17 Desember 2024

Menahan Menguap Semampunya adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 14 Jumadil Akhir 1446 H / 16 Desember 2024 M.

Kajian Islam Tentang Menahan Menguap Semampunya

Menguap adalah sesuatu yang tidak disukai Allah karena, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, menguap berasal dari setan. Menguap dapat menimbulkan rasa malas dan kantuk, terutama setelah perut kenyang, meskipun tidak berada di waktu tidur. Jika seseorang menguap saat berada di majelis ilmu atau ketika shalat, hal itu menunjukkan bahwa ia sedang tidak dalam kondisi segar.

Berbeda dengan bersin yang disukai Allah, menguap adalah sesuatu yang dibenci.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:

إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ

“Apabila salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah ia menahan semampunya.” (HR. Bukhari)

Para ulama menjelaskan tiga tahapan dalam menghadapi menguap, sebuah perbuatan yang tidak disukai Allah ‘Azza wa Jalla. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

Tahapan Pertama: Berusaha menolaknya
Jika merasa akan menguap, seseorang dapat menarik napas dalam-dalam atau bergerak agar perbuatan yang tidak disukai Allah itu tidak terjadi sama dirinya.

Karena Allah tidak menyukai menguap, maka seorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya tentu akan mencintai perbuatan yang disukai-Nya dan menjauhi yang tidak disukai-Nya. Oleh karena itu, kita harus berusaha menghindari atau menolak terjadinya menguap.

Tahapan Kedua: Menahan Menguap
Jika seseorang tidak mampu menghindari terjadinya menguap, maka ia hendaknya berusaha menahan agar menguap tersebut tidak terlepas dari dirinya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah di atas.

Usaha untuk menahan menguap ini dapat dilakukan dengan menutup mulut menggunakan kedua bibirnya, atau menahan dengan tangan agar mulut tidak terbuka.

Tahapan Ketiga: Menutup Mulut Saat Menguap

Apabila tetap tidak mampu menahan dan menguap terpaksa terjadi, maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan untuk menutup mulut dengan tangan. Sebagaimana sabda beliau:

فَلْيَضَعْ يَدَهُ عَلَى فِيهِ

“Hendaklah ia meletakkan tangannya di mulutnya.” (HR. Ahmad dan yang lainnya)

Hal ini dilakukan agar mulut yang terbuka saat menguap tidak terlihat.

Sebagian orang membaca kalimat “A‘ūdzu billāhi minasy-syaithānir-rajīm” ketika menguap. Mereka beranggapan bahwa karena menguap berasal dari setan, maka membaca doa ini diperlukan. Namun, para ulama menjelaskan bahwa tidak ada hadits shahih yang menganjurkan membaca ta’awudz saat menguap. Oleh karena itu, tindakan ini tidak sesuai dengan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Sebaliknya, sunnah yang shahih adalah menahan semampu mungkin agar tidak menguap, atau jika tidak mampu, menutup mulut dengan tangan. Maka, seseorang sebaiknya tidak menambah amalan yang tidak ada tuntunannya dalam hal ini.

Upaya untuk menghindari menguap dapat dilakukan dengan menjaga tubuh agar tetap segar, seperti tidak berlebihan dalam makan, cukup tidur, dan menghindari kelelahan. Kelelahan, makan berlebihan, dan kurang tidur adalah penyebab umum yang membuat seseorang terus menguap.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54801-menahan-menguap-semampunya/